Kamis, 25 April 2013

MAKALAH ANALISIS KEBUTUHAN



MERANCANG ANALISIS KEBUTUHAN
(NEED ASSESSMENT)
Disusun Dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Tersetruktur
 Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu: Donny Khoirul Azis, M.Pd.I

Di susun Oleh:
                                      Salman Alfarisi                     092338
                                      Siti Iskarimah                       102331171
                                      Khasan                                    102331157
                                     


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PURWOKERTO
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu bagian terpenting dalam dunia pendidikan. Dimana di dalam proses pembelajaran inilah hasil dari pendidikan ditentukan. Ketika proses ini berjalan baik, maka baik pulalah hasil dari pendidikan itu dan begitu pula bila prosesnya buruk maka buruk pulalah hasilnya. Namun begitu, proses pembelajaran di indonsia sering kali berjalan kurang maksimal. Ke kurang maksimalan ini disebabkan oleh berbagai hal yang diantara hal itu adalah kurangnya perencanaan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung tidak seperti seharusnya.
Untuk memaksimalkan proses pembelajaran hingga bisa mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukanlah perencanaan pembelaran terlebih dahulu. Sedangka sebelum membuat perencanaan pembelajaran, terlebih dahulu kita perlu melakukan analisis kebutuhan terhadap siswa. Hal ini perlu dilakukan agar nantinya materi/pelajaran yang diterima oleh siswa benar – benar suatu yang dibutuhkan oleh siswa. Oleh karena pentingnya analisis kebutuhan ini, maka disini kami akan sedikit membahas tentang analisis kebutuhan atau yang sering juga disebut need assessment.
B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari kesimpang siuran pembahasan dan untuk mengerucutkan pembahasan maka kami membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa itu analisis keutuhan?
2.      Apa fungsi analisis kebutuhan?
3.      Bagaimana langkah-langkah analisis kebutuhan?
4.      Apa peranan analisis kebutuhan?
5.      Bagaimana menganalisis kebutuhan dalam belajar mengajar?

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Analisis Kebutuhan (Need Assessment)
Dalam konteks pengembangan kurikulum, John McNeil (1985) mendefinisikan need assessment sebagai: ”the process by which one defines educational needs and decides what their priorities are”. Sejalan dengan pendapat McNeil, Seels dan Glasglow (1990) menjelaskan tentang pengertian need assessment : “it meqns a plan for gathering Information about discrepancies and for using that information to make decisions about priorities”[1]. Sedangkan menurut Anderson analisis kebutuhan diartikan sebagai suatu proses kebutuhan sekaligus menentukan prioritas. Need Assessment (analisis kebutuhan) adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang diinginkan/seharusnya (should be / ought to be) atau diharapkan dengan kondisi yang ada (what is). Kondisi yang diinginkan seringkali disebut dengan kondisi ideal, sedangkan kondisi yang ada, seringkali disebut dengan kondisi riil atau kondisi nyata.
Ada beberapa hal yang melekat pada pengertian need assessment. Pertama; need assessment merupakan suatu proses artinya ada rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan need assessment. Need assessement bukanlah suatu hasil, akan tetapi suatu aktivitas tertentu dalam upaya mengambil keputusan tertentu. Kedua; kebutuhan itu sendiri pada hakikatnya adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dengan demikian maka, need assessment merupakan kegiatan mengumpulkan informasi tentang kesenjangan yang seharusnya dimiliki setiap siswa dengan apa yang telah dimiliki.[2].


B.       Fungsi Analisis Kebutuhan
Metode Need Assessment dibuat untuk bisa mengukur tingkat kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran siswa dari apa yang diharapkan dan apa yang sudah didapat. Dalam pengukuran kesenjangan seorang analisis harus mampu mengetahui seberapa besar masalah yang dihadapi.
Beberapa fungsi Need Assessment menurut Morisson sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan pekerjaan atau tugas sekarang yaitu masalah apa yang mempengaruhi hasil pembelajaran.
2. Mengidentifikasi kebutuhan mendesak yang terkait dengan finansial, keamanan atau masalah lain yang menggangu pekerjaan atau lingkungan pendidikan
3. Menyajikan prioritas-prioritas untuk memilih tindakan.
4. Memberikan data basis untuk menganalisa efektifitas pembelajaran.
Ada enam macam kebutuhan yang biasa digunakan untuk merencanakan dan mengadakan analisa kebutuhan (Morrison, 2001: 28-30).
1. Kebutuhan Normatif
    Membandingkan peserta didik dengan standar nasional, misal, UAN, SNMPTN, dan sebagainya.
2. Kebutuhan Komperatif, membandingkan peserta didik pada satu kelompok dengan kelompok lain yang selevel. Misal, hasil Ebtanas SLTP A dengan SLTP B.
3. Kebutuhan yang dirasakan, yaitu hasrat atau kinginan yang dimiliki masing-masing peserta didik yang perlu ditingkatkan. Kebutuhan ini menunjukan kesenjangan antara tingkat ketrampilan/kenyataan yang nampak dengan yang dirasakan. Cara terbaik untuk mengidentifikasi kebutuhan ini dengan cara interview.
4. Kebutuhan yang diekspresikan, yaitu kebutuhan yang dirasakan seseorang mampu diekspresikan dalam tindakan. Misal, siswa yang mendaftar sebuah kursus.
5. Kebutuhan Masa Depan, Yaitu mengidentifikasi perubahan-perubahan yang akan terjadi dimasa mendatang. Misal, penerapan teknik pembelajaran yang baru, dan sebagainya.
6. Kebutuhan Insidentil yang mendesak, yaitu faktor negatif yang muncul di luar dugaan yang sangat berpengaruh. Misal, bencana nuklir, kesalahan medis, bencana alam, dan sebagainya.
C.      Langkah-langkah Analisis Kebutuhan
Glasgow menggambarkan need assessment dalam bentuk kegiatan yang dimulai dari tahapan pengumpulan informasi sampai merumuskan masalah. Sedangkan Morrison menggambarkan Need assessment dalam bentuk kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai membuat laporan akhir.
Bentuk langkah-langkah need assessment menurut Glasgow sebagai berikut:
1.              Tahapan pengumpulan Informasi; dalam tahapan ini seorang desainer harus bisa memahami dan mengumpulkan informasi dari para siswa cakupan pengumpulan informasi bisa beragam seperti karakteristik siswa, kemampuan personal, dan problematic didalam pembelajaran.
2.              Tahapan identifikasi kesenjangan; menurut Kaufman mengidentifikasi kesenjangan yaitu dengan menggunakan metode Organizational Element Model yang dimana dalam metode ini menjelaskan adanya lima elemen yang saling berkaitan. Dimulai dari input-proses-produk-output-outcome.
3.              Analisis Performa; tahapan ini dilakukan setelah desainer memahami berbagai informasi dan mengidentifikasi kesenjangan yang ada. Dalam hal ini ketika menemukan sebuah kesenjangan, diidentifikasi kesenjangan mana yang dapat dipecahkan melalui perencanaan pembelajaran dan mana yang memerlukan pemecahan yang lain.
4.              Identifikasi Hambatan dan Sumber; dalam tahapan ini pelaksanaan suatu program berbagai kendala bisa muncul sehingga dapat berpengaruh terhadap kelancaran suatu program. Berbagai kendala bisa meliputi dari waktu, fasilitas, bahan, dan sebagainya. Sumber-sumbernya juga bisa dari pengorganisasian, fasilitas, dan pendanaan.
5.              Identifikasi Karakteristik Siswa; tahapan ini merupakan proses pengidentifikasian masalah-masalah siswa. Karena Tujuan utama dalam desain pembelajaran adalah memecahkan berbagai masalah yang dihadapi siswa.
6.              Identifikasi tujuan; mengidentifikasi tujuan merupakan  salah satu tahapan penting yang ada didalam need assessment, karena mengidentifikasi tujuan merupakan proses penetapan kebutuhan yang dianggap mendesak untuk dipecahkan sesuai dengan kondisi, karena tidak semua kebutuhan menjadi tujuan.
7.              Menentukan permasalahan; tahapan ini adalah tahap akhir dalam proses analisis, yaitu menuliskan pernyataan adalah sebagai pedoman dalam penyusunan proses desain instruksional.
Sedangkan menurut Morrison langkah-langkah need assessment sebagai berikut:
1.              Perencanaan : yang perlu dilakukan; membuat klasifikasi siswa, siapa yang akan terlibat dalam kegiatan dan cara pengumpulannya.
2.              Pengumpulan data : perlu mempertimbangkan besar kecilnya sampel dalam penyebarannya (distribusi)
3.              Analisa data : setelah data terkumpul kemudian data dianalisis dengan pertimbangan : ekonomi, rangking, frequensi dan kebutuhan
4.              Membuat laporan akhir : dalam sebuah laporan analisa kebutuhan mencakup empat bagian; analisa tujuan, analisa proses, analisa hasil dengan table dan penjelasan singkat, rekomendasi yang terkait dengan data.

D.      Peranan Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan alat yang konstruktif dan positif untuk melakukan perubahan. Perubahan yang didasarkan atas logika yang bersifat rasional, perubahan fungsional yang dapat memenuhi kebutuhan  kelompok dan individu. Perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis menentukan dan mendekatkan jarak kesenjangan antara “seperti apa yang ada” dengan “bagaimana seharusnya”.
Tiga langkah penting yang dilakukan oleh guru inovatif dalam menyiapkan rencana pembelajaran dengan memasukkan unsur analisis kebutuhan yang disisipkan di antara pemilihan materi dengan pemilihan strategi pembelajaran, sebagaimana contoh bagan berikut:
1.      Apa yang diajarkan?
2.      Mengapa mengajarkan yang kita ajarkan?
3.      Bagaimana mengajarkan?

E.       Analisis Kebutuhan Dalam Belajar Mengajar
1.      Ketika guru diserahi tugas mengajar dan akan mulai melaksanakan tugas, seorang guru harus memusatkan perhatian ke arah pencapaian tujuan, lalu memperhatikan materi yang menunjang tujuan serta menentukan cara penyampainnya.
2.      Setelah terpilih materi yang akan diajarkan, guru menelaah kembali materi terpilih untuk dicocokkan dengan kebutuhan siswa. Inilah inti perbedaan antara perencanaan pengajaran tradisional dengan perencanaan yang memikirkan kebutuhan siswa.Dalam pendidikan inovatif, peserta didik merupakan focus dari seluruh proses kegiatan.
3.      Guru yakin terhadap materi, lalu menentukan strategi yang tepat untuk penyampaian materi tersebut, meliputi: pemilihan cara atau metode, pengelolaan kelas dan media yang digunakan untuk mendukung penyampaian.
Untuk dapat melaksanakan tugas pendidikan baik guru seyogyanya harus paham tentang “alat” dan “tujuan”. Dengan memahami tujuan, maka akan tepat dalam memilih alternative alat untuk mencapainya. Gagal mengidentifikasi “apa” yang akan dicapai sebelum menentukan “bagaimana” mencapainya dengan resiko sesedikit mungkin, dengan biaya sehemat mungkin, akan gagal pula mencapai sukses secara optimal. Analisis kebutuhan merupakan seperangkat alat dan teknik formal, serta cara untuk mencermati dunia secara lebih ilmiah karena memandang alat dan tujuan dalam satu perspektif kesatuan yang bermakna.




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Need Assessment (analisis kebutuhan) adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang diinginkan/seharusnya (should be / ought to be) atau diharapkan dengan kondisi yang ada (what is).
Metode Need Assessment dibuat untuk bisa mengukur tingkat kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran siswa dari apa yang diharapkan dan apa yang sudah didapat.
Langkah – langkah Analisis kebutuhan digambarkan oleh Glasgow dalam bentuk kegiatan yang dimulai dari tahapan pengumpulan informasi sampai merumuskan masalah. Sedangkan Morrison menggambarkan Need assessment dalam bentuk kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai membuat laporan akhir.
Cara mengaplikasikan analisis kebutuhan dalam belajar mengajar adalah guru harus memusatkan perhatian ke arah pencapaian tujuan untuk kemudian mencari materi yang tepat agar tujuan tersebut dapat tercapai. Setelah tujuan dan materi dikuasai maka tinggal menerapkan strategi dan metode yang sesuai untuk diterapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.H. Wina Sanjaya, M.Pd (2008) Perencanaan dan desain system pembelajaran, Jakarta.kencana group.



[1]               Prof. Dr. H. Wina Sanjaya 91-92
[2]               ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar